Perjalanan ke Cibodas via Jonggol

Moshi moshi tomodachi...
Do u miss me... :D

Siang yang cukup mengantukkan. Daripada ketahuan tidur, mending saya nulis tentang perjalanan kemarin, yang rasanya, really really amazing and unforgettable! (Lebeeh hha)

Yap, setelah dimanjakan suami di hari Jumat, mulai diantar ke kantor, dijemput, ditelaktir seafood, sampe dibantuin beberes rumah dan diacak-acak lagi, finally di weekend kemarin kita melakukan perjalanan yang sungguh... sungguh.. sungguh aku cinta padamu sungguh aku memang cinta.. ya ya ya.. nahkan malah nyanyi.

Jadi kemarin itu adalah perjalanan yang benar-benar dadakan. Ceritanya kita tuh punya tenda baru, carrier baru, sama beberapa perlengkapan mendaki yang baru (hasil penjarahan dari Indofest, yang ngebuat saya ngerasa kecopetan, hha). Ntah gimana ya, bawaannya tuh pengen nenda, main di alam, ah pokonya di pikiran tuh pengennya... Let’s go outdoor!

Nah pas Sabtu pagi tuh saya nyeletuk, ngirim watsapp ke suami,

Saya : "Ay, kita ke Bogor yuk? Aku kabita Kebun Raya Cibodas."
Suami : "Ke Bogor mau nenda apa main aja?"
Saya : "Kalo nenda, nenda dimana ay?"
Suami : "Nyari campground, berangkat sore ini."

(Ebuset, menggebu-gebu amat ini orang :D)

Berawal dari keinginan untuk main ke Kebun Raya Cibodas, berakhir dengan rencana nenda di Mandalawangi, karena kebetulan esoknya kita mau ngambil simaksi ke Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.


Beres makan siang kita langsung pulang dari kantor masing-masing menuju rumah. Kita menyiapkan barang bawaan layaknya pas kita mau naik gunung. Ebuseeet.. 2 carrier 60L & 80L penuh semua. Beres packing sekitar jam 3an. Kita segera berbenah dan nunggu adzan ashar untuk kemudian capcusss.

Untuk transportasi tadinya kita mau pake kereta, lanjut colt, dan angkot. Namun karena waktu berangkat yang udah sore, kita takutnya udah ga ada colt yang ke arah Cibodas. Alhasil, kita memutuskan untuk menggunakan motor. Kalo di google maps sih waktunya sekitar 3,5 jam dengan menggunakan rute Bekasi - Cileungsi - Jonggol - Cibodas.

Finally kita ngikutin gmaps untuk mengikuti jalur terdekat. Mulai dari Bekasi, kita memasuki daerah Narogong, lanjut ke Cileungsi, dan kemudian Jonggol. Pas dari Bekasi sampe Cileungsi itu masih terasa baik-baik aja. Jalanan masih ramai meskipun cuaca udah mulai mendung dan gelap (karena emang hari udah mulai sore).

Yang membuat kita kaget adalah saat kita mulai memasuki Jonggol. Hujan mulai turun sedikit demi sedikit, yang membuat kita cukup kebasahan. Kita memutuskan untuk berhenti sejenak dan memakai jas hujan. Jalanan yang kita lewati mulai sepi. Pemandangan mulai terasa alami sekali. Kita melewati pedesaan, sungai besar, sawah-sawah, perkebunan, dan jalanan mulai terasa menanjak.

Sepotong View Perjalanan via Jonggol (Source: Google Maps)
Selain itu, jalanan tidak sebagus sebelumnya. Kita harus extra hati-hati, ditambah hari mulai gelap dan berkabut. Yang terlihat hanyalah gunung dan pepohonan di depan kita. Kita berusaha lebih fokus dan memastikan bahwa kita masih tetap on track. Untungnya di depan ada mobil berplat nomor "F". Aha sepertinya dia menuju Bogor juga. Lets follow them!

Tapi ya itu ya, jalanan yang gelap, dan tekstur jalan yang berubah-ubah, membuat kita memiliki gap yang cukup jauh sama mobil itu. Jalannya tuh dikit-dikit aspal, dikit-dikit bebatuan, dikit-dikit tanah berlumpur. Salah-salah dikit bisa kepeleset kita.

Hari semakin malam, jalanan semakin gelap dan mencekam. Di jalan ini hanya motor kita dan mobil yang ada di depan. Sisanya adalah kesunyian (etdah). Mental semakin down, bukan karena apa-apa, tapi saya takut kawan, takut ada yang nyegat. Saya dan suami terjebak dalam kebisuan. Dan ya.. kemudian akan bertambah bisu karena si mobil depan itu malah menyalakan lampu sent ke kanan, menepi. OMG! Sekarang di jalan ini cuma kita berdua.

Suami sempat bertanya, "Lanjut ay? Apa ikutan istirahat?". Saya pikir semakin malam semakin mengerikan, so saya jawab, "Lanjut aja ay, perjalanan masih jauh". Dan kitapun melanjutkan perjalanan dalam keadaan yang semakin tak menentu. Jalanan semakin berliku dan susah ditebak. "Ini di depan jalan aspal, jalan lumpur, apa bebatuan". We don't know exactly.

Sampai kita tiba di sebuah tanjakan dan kemudian tikungan yang dipenuhi lumpur, dan WAW! Kita terjatuh ke arah kanan. Saya shock, begitupun dengan suami. Untungnya kita tidak apa-apa. Hanya saja lutut suami memar, jeansnya bolong, dan carrier kita dipenuhi lumpur.

Setelah menenangkan diri sejenak, kitapun mengumpulkan tenaga untuk membangunkan si Betty. Untungnya dia juga ga kenapa-kenapa. Masih bisa nyala dan tak ada kerusakan berarti. Kita melanjutkan perjalanan dengan sangat hati-hati.

Jalanan yang kita lewati ini cukup besar, namun lumpurnya pun tebal sekali, bisa sampai sekitar 30 cm. Gak lama kemudian gmaps ngasih alert kalo katanya kita harus belok kanan. Yap, sepertinya jalannya lebih baik, there's no mud. Kita belok kanan, dan disuruh belok kiri. Omooo jalannya kecil banget, cuma cukup buat 1 motor, dan kita juga gatau itu sebelah-sebelahnya jurang apa bukan.

Jalan ke arah kiri itu yang kita lewati. Di 2016 ini jalannya udah ga sebagus itu.
Dan kita melewatinya saat malam. Ngeri, hhi.
(Source: Google Maps)
Kita mulai kalut. Harusnya kita ikutin aja jalan yang gede. Kita makin ga karuan, sampe si gmaps ngasih alert lagi buat belok kiri. Kita melirik ke kiri, gelap sekali, tapi oh yasudah kita ikuti saja. Jalanan bebatuan mulai terasa lagi. Makin lama jalanan makin terasa sempit, dan pinggir-pinggirnya mulai rapi dengan rerumputan. Gak lama kemudian jalanan berubah menjadi jalan tanah.. daaann..

"Terima kasih google maps, kita berakhir di pekarangan orang."

Yap, itu adalah jalan menuju rumah orang dan buntu. Yaampun ada-ada aja. Karena udah nanggung juga, akhirnya suami ngetuk pintu rumah itu. Kemudian keluarlah seorang wanita dewasa dan anak kecil. Dari rautnya mereka sepertinya kebingungan, ini orang darimana.. baju pada kotor, wajah ga karuan, mungkin begitu pikirnya.

Suamipun menangkap sinyal kebingungan mereka dan langsung menyapa, "Permisi teh, kita kesasar. Kalo jalan utama menuju ke Cibodas kemana ya?". Si teteh pun menjawab, "Aduh itu mah masih jauh. Nanti Aa balik lagi ke jalan yang tadi, terus belok kiri, abis itu belok kanan sampe nemu jalan besar. Nah udah itu mah ikutin aja jalan besarnya, da cuma 1 jalur." jelas si teteh sambil nunjuk-nunjuk entah ke arah mana.

Kitapun melanjutkan perjalanan. Setelah berkelok sana sini, kita bisa juga kembali ke jalur utama. Jalanan semakin terasa menanjak dan menanjak lagi. Kalo dipikir-pikir mah kita udah kaya naik gunung. Melewati jalan mulai dari nemu sungai, sawah, hutan-hutan, sampe sekarang ini keberadaan kita hampir sejajar dengan gunung di sebrang sana. Ya Allah, inikah puncaknya??

Mungkin iya, karena akhirnya kita menemui turunan. Jalanan mulai terasa ramai. Mungkin kalo lewatnya pas siang hari, pemandangannya akan terlihat indah, karena selintas sepertinya kita melewati kebun teh.

Menurut gmaps, kita udah deket nih sama jalan utama Puncak. Tapi apalah daya, perjalanan ini melelahkan sekali. So, niat ngecamp di Cibodas kita batalkan. Saya dan suami sepakat untuk mencari penginapan. Tidak lama kemudian, kita sampai di Kota Bunga. Kita melirik kanan kiri, dan alhamdulillah dapet juga. Namanya Villa Espana.

Villa Espana, Kota Bunga. (Source: Google Maps)
Kitapun masuk menuju parkiran dan sama penjaganya ditujukan ke ibu pemilik villa yang kebetulan ada disitu juga. Setelah sepakat dengan harganya, kitapun segera disuruh masuk. Kita memasuki kamar di lantai 2. Kamarnya luas, tapi kebersihannya kurang banget. But it's okay lah, setara sama harga yang kita bayar.

Saya dan suami bersih-bersih, makan, dan kemudian istirahat. Sampe pas pagi-pagi saya dikagetkan dengan teriakan suami. "Ay, ay cepet bangun ay! Cepet sini keluar! Liat ini ay!". Duuh berisik banget ya, saya lagi halangan nih, jarang-jarang kan bisa bangun siang. Ini suami malah teriak-teriak. Sayapun beranjak dari tempat tidur dan menghampiri suami. Dan wow! Masya Allah...

View from Our Room
Ternyata kita disambut oleh si cantik Gede - Pangrango. Good morning, Gedepa! Pantesan suami histeris. Emang view-nya oke banget sih. Padahal semalem nyari penginapan ngasal banget. Asal bisa ada tempat istirahat dan bersih-bersih aja. Eh alhamdulillah dikasi spot yang view-nya sekeren ini. Mungkin ini hadiah atas perjalanan kita kemaren. Hehe.. overall, worth it la yah.

Betty-ku yang Luar Biasa Jago. Nyampe Rumah Langsung Mandi Yaa!
Itulah perjalanan panjang dari Bekasi dan belum sampai Cibodas. Perjalanan panjang, terjal, penuh perjuangan. Kapok? Iya kapok. Kelemahan saya adalah perjalanan malam dan hujan. Udah, ngedown kalo udah masuk ke situasi itu. At least, we did it. And sometimes, mau dong ke Cibodas lagi via Jonggol, tapi di siang hari :)

Udah dulu ya tomodachi, next akan disambung dengan cerita liburan di Cibodas. Wait for it okaaay :)


alamrunitis
28/04/16
15:36




Tidak ada komentar:

Posting Komentar